Semarang, 3 Juni 2025 — Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) menggelar kegiatan Guest Lecture bertajuk “Islamic Studies in Indonesia and Malaysia” yang menghadirkan narasumber dari Malaysia, Professor Dr. Mohd Roslan bin Mohd Nor dari University of Malaya. Acara ini diselenggarakan pada Selasa, 3 Juni 2025, di kampus UNWAHAS yang terletak di Jl. Menoreh Tengah X/22, Kota Semarang.

Kegiatan ini menjadi platform penting bagi dosen UNWAHAS khususnya Program Doktoral Fakultas Agama Islam untuk memperluas wawasan dan pemahaman mereka tentang studi Islam dalam perspektif global. Salah satu fokus utama dalam guest lecture ini adalah membahas perbandingan antara perkembangan studi Islam di Indonesia dan Malaysia, dua negara dengan mayoritas Muslim yang memiliki sejarah, budaya, dan tradisi yang saling terkait namun memiliki karakteristik yang berbeda dalam perkembangan pemikiran Islam.

Professor Dr. Mohd Roslan bin Mohd Nor, yang merupakan ahli terkemuka dalam bidang studi Islam di Malaysia, berbagi pandangan mendalam mengenai dinamika pendidikan Islam di kedua negara tersebut. Selain itu, beliau juga menyoroti tantangan dan peluang yang ada dalam pengembangan kajian Islam di tingkat internasional, serta pentingnya kolaborasi akademik antar negara Muslim dalam menghadapi isu-isu kontemporer yang relevan dengan perkembangan umat.

Kegiatan ini diharapkan dapat membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai studi Islam yang lebih inklusif dan aplikatif, tidak hanya di Indonesia dan Malaysia, tetapi juga di tingkat global. Dengan menghadirkan tokoh akademik terkemuka, acara ini juga menjadi momentum untuk memperkuat jejaring akademik antara UNWAHAS dan lembaga pendidikan Islam lainnya di dunia.

Tindak lanjut dari kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmiah di bidang studi Islam, sekaligus memberi kontribusi bagi pengembangan wawasan dosen dan mahasiswa dalam memahami relevansi Islam dalam berbagai konteks global.

Pattani, Thailand — Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang kembali memperluas jejaring internasional dengan melaksanakan kegiatan Joint Seminar Internasional bersama Jamiah Islam Syeikh Daud Al-Fathoni (JISDA), Pattani, Thailand, pada 10 Oktober 2024. Seminar ini mengangkat tema “Islam Nusantara dalam Perspektif Global: Tradisi, Moderasi, dan Tantangan Kontemporer”, yang disampaikan oleh dua narasumber dari Unwahas, yaitu: Dr. Ifada Retno Ekaningrum, M.Ag.Dr. H. Syaifuddin, M.A.

Kegiatan seminar dilaksanakan di Ruang Seminar Utama, Gedung Kampus JISDA lantai 2, dan dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa dan dosen JISDA. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk saling bertukar pengetahuan serta menjalin kerja sama akademik lintas negara, khususnya di bidang pendidikan Islam yang berwawasan moderat dan kontekstual.

Dalam pemaparannya, Dr. Ifada Retno Ekaningrum menjelaskan secara komprehensif tentang konsep Islam Nusantara sebagai model keberislaman yang berkarakter ramah, menghargai tradisi lokal, serta menolak kekerasan atas nama agama. Ia menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah mazhab baru, tetapi pendekatan dakwah dan pendidikan Islam yang kontekstual, berbasis pada nilai-nilai wasathiyah (moderat), tasamuh (toleran), dan i’tidal (berkeadilan).

Sementara itu, Dr. H. Syaifuddin, M.A. mengupas secara historis dan filosofis tentang akar keilmuan Islam Nusantara, termasuk kontribusi ulama pesantren dan Wali Songo dalam menyebarkan Islam di wilayah Asia Tenggara secara damai dan inklusif. Ia menekankan bahwa pemikiran Islam Nusantara sejalan dengan semangat Islam global yang mendorong peradaban, bukan pertentangan. Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Para mahasiswa JISDA mengajukan pertanyaan kritis seputar:

  • Bagaimana konsep Islam Nusantara bisa diterapkan dalam konteks masyarakat Muslim di Thailand Selatan?
  • Apa keunggulan metodologi pendidikan Islam berbasis lokalitas?
  • Bagaimana Islam Nusantara merespons arus fundamentalisme dan globalisasi?

Para dosen JISDA turut mengapresiasi paparan dua narasumber Unwahas yang dinilai membawa perspektif baru dan membuka ruang dialog yang konstruktif antara Islam Melayu dan Islam Nusantara. Dalam kesempatan ini, pihak Unwahas dan JISDA juga mendiskusikan peluang kerja sama jangka panjang, seperti: pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian kolaboratif, Publikasi ilmiah bersama, pelatihan metodologi penelitian dan pengembangan kurikulu moderasi Islam.

Kegiatan diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Unwahas kepada pihak JISDA, diikuti sesi foto bersama yang berlangsung hangat dan penuh semangat persaudaraan ilmiah.

Kegiatan joint seminar ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam Nusantara dapat menjadi inspirasi global dalam membangun peradaban Islam yang damai, adaptif, dan toleran. Seminar ini juga menjadi titik awal dari kolaborasi akademik antara Unwahas dan JISDA, yang diharapkan akan berkembang menjadi sinergi yang saling memperkuat antar-lembaga pendidikan Islam di Asia Tenggara.

Pattani, Thailand — Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang terus memperluas kontribusinya di kancah internasional melalui kolaborasi akademik lintas negara. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah penyelenggaraan kegiatan visiting lecture yang digelar di Jamiah Islam Syeikh Daud Al-Fathoni (JISDA), Pattani, Thailand.

Pada kesempatan ini, dua dosen dari Program Pascasarjana Unwahas, yaitu Dr. Ifada Retno Ekaningrum, M.Ag., dan Linda Indiyarti Putri, M.Pd., hadir sebagai narasumber untuk menyampaikan materi kuliah dengan tema “Metode Penelitian Kualitatif”. Kegiatan dilaksanakan pada 1 Oktober 2024  bertempat di ruang belajar lantai 1 Kampus JISDA, dan berlangsung dari pukul 11.00 hingga 13.00 waktu setempat.

Kegiatan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan JISDA yang sangat antusias mengikuti sesi perkuliahan. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan dasar metode kualitatif, pendekatan-pendekatan dalam penelitian lapangan, teknik pengumpulan dan analisis data, hingga aplikasi metode ini dalam konteks pendidikan Islam dan sosial keagamaan.

Atmosfer kelas terasa sangat interaktif. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif mengajukan pertanyaan yang reflektif dan mendalam, mulai dari bagaimana menentukan fokus penelitian kualitatif, teknik wawancara yang efektif, hingga cara menyusun kerangka analisis tematik. Kehadiran kedua dosen Unwahas ini memberikan perspektif baru bagi mahasiswa dalam memahami metode kualitatif secara komprehensif dan aplikatif.

Dalam wawancara singkat usai kegiatan, Dr. Ifada menyampaikan apresiasinya atas antusiasme mahasiswa JISDA. “Kami sangat terkesan dengan semangat mahasiswa di sini. Mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap metodologi penelitian, dan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam menempuh studi lanjut maupun dalam menulis skripsi atau tesis,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Linda Indiyarti Putri, M.Pd., yang menambahkan bahwa kegiatan semacam ini bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga menjadi ruang untuk membangun jembatan akademik dan kultural antara dua institusi“Kami melihat bahwa kolaborasi ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, baik melalui program visiting lecture, seminar bersama, maupun pertukaran pelajar dan dosen di masa mendatang,” tuturnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama, di mana para mahasiswa tampak antusias dan penuh semangat mendokumentasikan momen kebersamaan ini. Suasana keakraban dan kebersamaan terlihat begitu kuat, menunjukkan bahwa kegiatan ini bukan hanya bermanfaat dari sisi akademik, tetapi juga memperkuat ikatan emosional dan nilai persahabatan antarbangsa. Melalui program ini, Unwahas tidak hanya memperluas jejaring internasionalnya, tetapi juga turut memberikan kontribusi terhadap pengembangan kapasitas akademik mahasiswa Muslim di kawasan Asia Tenggara. Visiting lecture ini diharapkan menjadi langkah awal dari kolaborasi-kolaborasi strategis berikutnya antara Unwahas dan JISDA, serta lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya di luar negeri.

SEMARANG – KRjogja.com – Dalam upaya memperkuat jejaring internasional serta mengembangkan keilmuan yang berakar pada nilai-nilai Islam moderat, Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) melalui Fakultas Hukum dan Fakultas Agama Islam menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Internasional yang dirangkaikan dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama Innovative University College, Malaysia.

Kegiatan ini digelar Senin 5 Mei 2025 di aula gedung dekanat lt 6 kampus 1 dan dihadiri oleh sivitas akademika Unwahas serta delegasi resmi dari Malaysia.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor Universitas Wahid Hasyim, Prof. Dr. Ir. H. Helmy Purwanto, ST., MT., IPM yang memberikan sambutan sekaligus arahan strategis mengenai pentingnya internasionalisasi pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan global, khususnya di bidang hukum dan ekonomi syariah.

Dalam sambutannya, Prof Helmy menegaskan bahwa kerja sama internasional bukan hanya simbol seremonial, tetapi bagian dari visi besar Unwahas dalam menjadi universitas unggul dan berdaya saing global berbasis nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

Kegiatan ini menjadi jembatan akademik antara Indonesia dan Malaysia dalam mengembangkan wacana hukum bisnis syariah yang progresif, adaptif, dan kontekstual.

“Kita perlu memperkuat kerja sama tidak hanya dalam tataran administratif, tetapi juga substansi keilmuan. Mari kita lahirkan riset-riset bersama, pertukaran gagasan, dan forum ilmiah yang produktif dan bermanfaat lintas negara,” tegas Prof. Dr. Helmy Purwanto, ST., MT., IPM di hadapan seluruh peserta.

Selain Rektor, acara ini juga dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, seperti Wakil Rektor, Para Dekan di lingkungan Universitas Wahid Hasyim, para dekan dari berbagai fakultas, kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama Unwahas, dosen, serta ratusan mahasiswa dari Fakultas Hukum dan Fakultas Agama Islam. Hadir pula tamu undangan dari institusi pendidikan, perbankan syariah, dan lembaga hukum yang turut memberi semangat terhadap kolaborasi ini. diikuti sesi dokumentasi serta penyerahan cenderamata antar lembaga.

Kuliah umum internasional ini mengusung tema “Hukum Bisnis dalam Perspektif Syariah”, dengan menghadirkan narasumber utama Prof. Syekh Dr. Omar Kalash Al Husainiy, Profesor studi islam di Innovative University College, Malaysia.

Narasumber menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip hukum syariah tidak hanya menjadi dasar etik, tetapi juga sistem hukum yang dapat diadopsi dalam tata kelola bisnis modern, termasuk dalam kontrak, pembiayaan, investasi, dan penyelesaian sengketa.

Diskusi juga menyoroti tantangan harmonisasi antara hukum positif nasional dan prinsip-prinsip fiqh muamalah dalam konteks globalisasi. Di era modern seperti sekarang seperti
Digitalisasi: Bisnis menggunakan teknologi seperti aplikasi, AI, dan big data untuk meningkatkan efisiensi dan layanan.

E-commerce & Fintech: Platform seperti Tokopedia, Shopee, OVO, dan kripto memungkinkan transaksi instan dan lintas negara. Gig Economy: Munculnya sistem kerja fleksibel berbasis proyek atau permintaan (freelancer, ojek online, jasa kreatif). Inovasi Produk & Layanan: Bisnis lebih fokus pada pengalaman konsumen (customer-centric).
Bisnis Berbasis Platform: Seperti GoTo, Bukalapak, dan startup lainnya yang mempertemukan penjual dan pembeli lewat sistem digital.

Penandatanganan MoU antara UNWAHAS dan Innovative University College menjadi bagian penting dari acara ini. Kerja sama tersebut meliputi berbagai program strategis, antara lain Pertukaran mahasiswa dan dosen antarnegara, Program riset kolaboratif lintas bidang hukum dan studi Islam, Penyelenggaraan seminar internasional dan joint conference tahunan, Penerbitan jurnal ilmiah bersama, Pengembangan kurikulum hukum bisnis syariah berstandar ASEAN.

Selain itu. Dalam pertemuan bilateral yang digelar sebelumnya, kedua belah pihak juga menyampaikan komitmen untuk mendorong lahirnya pusat kajian hukum Islam internasional berbasis akademik dan praktik, dengan pendekatan komparatif antara sistem hukum di Indonesia dan Malaysia.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang transfer ilmu, tetapi juga memperkuat diplomasi pendidikan antarbangsa. UNWAHAS, melalui momentum ini, kembali menunjukkan posisinya sebagai kampus Islam unggulan yang progresif, terbuka, dan siap berkontribusi di panggung internasional.

Acara ditutup dengan sesi tanya-jawab interaktif antara peserta dan narasumber. (Sgi)